Legislator Samarinda, Nursobah: Turki jadi Negara Cerminan Dunia Demokrasi Bukan Amerika dan Sebagian Eropa

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan saat bersama warga Turki. (Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Samarinda- Pemilihan Presiden di Turki dinilai semua kalangan para pemerhati demokrasi dunia sangat mengagumkan, sebab pemilihan 2 kali putaran itu menunjukan bahwa demokrasi di Turki menjadi patokan dunia.

Salah satu kekagumanan terhadap perkembangan demokrasi di Turki itu datang dari Anggota Legislatif DPRD Samarinda, Nursobah. Dia menyatakan, persaingan pemilihan presiden Turki itu menunjukan kedewasaan dan perkembangan demokrasi yang saat ini dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan itu terlihat kondusif.

“Walaupun negara bagian Eropa dan Amerika yang tidak terlalu suka dengan Turki, tapi mereka sudah menunjukan perkembangan demokrasi di negaranya yang mampu memberikan warna bagi negara-negara yang menganut sistem demokrasi termasuk Indonesia,” tuturnya, Senin (15/05/2023).

Meski negara-negara di Eropa dan terutama Amerika sebagai negara yang dinyatakan sebagai bapak demokrasi dan menjadi kiblat negara demokrasi, namun banyak cacat dan amoral misalkan terlihat sadis dengan ribuan tahanan politik hingga jurnalis diberangus bahkan ada yang kehilangan nyawa, tak ada kabar pemberitaan.

Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Doktor Nursoba sekaligus pemerhati dunia demokrasi dan informasi teknologi.

“Tapi mereka menuduh bahwa Turki sebagai negara yang diktator, nyatanya mereka yang lebih sadis, banyak pelanggaran dan kasus justru tetap berteman dan disanjung dibagian negara-negara sekutunya atau berafiliasi ke Amerika,” pungkasnya.

Menurut Nursobah, bahwa wajar jika barat Eropa dan Amerika telah dianggap cacat mental dan amoral. Biasanya jika negara sudah terlalu tua dan lama. semakin rabun demokrasinya makin tak jelas pandangannya.

“Mungkin terlalu banyak kolestrol negara. Jadi makin terbaca sakit dan sering kumat sehingga tak lagi mampu menopang tubuh demokrasi secara mandiri,” tegasnya.

Dirinya menyebutkan Amerika sebagai negara yang disanjung namun gizi demokrasinya telah hilang bahkan lumpuh. Barat Eropa dan Amerika. Tak lagi layak jadi Globo Cop dunia, bukan lagi kampiun demokrasi. Tapi “koreng” demokrasi.

“Sebab makin tambah waktu. Sudut pandangnya makin ngawur dan tak lagi waras untuk sebuah dunia yang makin tumbuh sehat dan bugar diawal abad 21,” sebutnya.

Dia berpandangan bahwa kini Turki telah sukses menjadi cermin dunia dalam sistem demokrasi bukan lagi Amerika. Karena semua sorot mata dan perilaku sedang diperlihatkan Tuhan baik berbungkus kejadian alam dan juga sentuhan demokrasi manusia.

“Saatnya kita terus melihat jernihnya mata air demokrasi dunia. Tatap dan lihatlah dunia dalam kecerahannya menuju perubahan yang akan merubah arah baru dunia,” tukasnya.

[Ard|Ads]