Masyarakat Perlu Berhati-hati Penyakit TBC

Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. (Infokaltim.id/Ard).

Infokaltim.id, Samarinda- Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, yang juga berprofesi sebagai dokter, Puji Asututi mengatakan bahwa, masyarakat jangan lupa bahwa TBC itu termasuk penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit komplikasi yang sangat mematikan bahkan menular pada manusia.

Dari data Word Health Organization (WHO) melaporkan setiap hari ada 14.000 orang mati disebabkan oleh TBC ini, Indonesia juga menjadi negara kedua dengan kasus kematian bagi penderita TBC sebanyak 1,4 juta jiwa, jadi ini bukan penyakit biasa.

“Masyarakat harus meningkatkan kesadaran bersih lingkungan dengan pola hidup sehat,” jelas Sri Puji Astuti, Senin (31/10/2022).

Menurut politisi dari fraksi Demokrat ini, banyak faktor yang mengakibatkan TBC ini menyerang pada manusia di antaranya kondisi lingkungan, pola hidup, sosial dan ekonomi. Di sisi lain masyarakat pun dilema, pasalnya adanya wabah Covid-19 ini semua beralih dan fokus pada penanganan wabah tersebut, namun pemerintah bahkan masyarakat lupa TBC itu jauh lebih mematikan.

Dia menambahkan, bakteri penyebab TB menyebar melalui udara dari satu orang ke orang lain. Risiko penularan TB dapat terjadi apabila penderita TBC batuk, berbicara, atau bernyanyi didekat orang yang sehat. Individu sehat yang menghirup bakteri ini dapat terindeksi TBC.

“Tahun ini WHO mengusung tema “The Clock is Ticking” yang artinya jamnya berdetak. Hal ini mengingatkan kita bahwa selain Covid-19, TBC adalah penyakit sangat mematikan, dan seluruh negara, pemerintah, masyarakat bahkan tenaga kesehatan dunia telah kehabisan waktu untuk menekan TBC, segala bentuk komitmen sosialisasi hingga pencegahan dan pengobatan telah dilakukan tenaga kesehatan, namun kesadaran sangat minim,” tutur Puji.

Dia berharap, Pemkot Samarinda melalui Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi Covid-19 dan juga TBC kepada masyarakat, sehingga penyakit ini jauh dan tidak menyerang pada masyarakat Samarinda.

“Dari data Word Health Organization (WHO) melaporkan setiap hari ada 14.000 orang mati disebabkan oleh TBC ini, Indonesia juga menjadi negara kedua dengan kasus kematian bagi penderita TBC sebanyak 1,4 juta jiwa, jadi ini bukan penyakit biasa. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran bersih lingkungan dengan pola hidup sehat,” jelas Sri Puji Astuti.

Menurut politisi dari fraksi Demokrat ini, banyak faktor yang mengakibatkan TBC ini menyerang pada manusia di antaranya kondisi lingkungan, pola hidup, sosial dan ekonomi. Di sisi lain masyarakat pun dilema, pasalnya adanya wabah Covid-19 ini semua beralih dan fokus pada penanganan wabah tersebut, namun pemerintah bahkan masyarakat lupa TBC itu jauh lebih mematikan.

Dia menambahkan, bakteri penyebab TB menyebar melalui udara dari satu orang ke orang lain. Risiko penularan TB dapat terjadi apabila penderita TBC batuk, berbicara, atau bernyanyi didekat orang yang sehat. Individu sehat yang menghirup bakteri ini dapat terindeksi TBC.

Sehingga penyakit ini jauh dan tidak menyerang pada masyarakat Samarinda. tenaga kesehatan jangan berhenti mengedukasi masyarakat tentang TBC karena bagian dari tanggung jawab bagi semua pihak untuk memberantas TBC.

“Kami terus menyuport teman-teman tenaga kesehatan jangan berhenti mengedukasi masyarakat tentang TBC karena bagian dari tanggung jawab kita semua,” harapnya.

[Ard | Ads]