Soroti Konflik Antara Ukraina dan Russia, Legislator ini Minta Indonesia Turut Mendamaikan

Presiden RI, Joko Widodo (kiri) dan Presiden Russian, Vlandimir Putin. (Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Samarinda– Salah satu Anggota DPRD Samarinda dari Fraksi PKS, Nursobah menanggapi sejumlah persoalan yang datang dari bukan dalam negeri namun juga dari dunia internasional tentang konflik antara kedua negara yaitu Ukraina dan Russia.

Menurutnya, dunia saat ini seolah-olah hanya membela Ukraina yang diinvasi oleh Negara Russia, namun negara-negara di Eropa seakan-akan lupa dengan persoalan bertahun-tahun yang dinvasi oleh Israel semua diam tanpa kecamana dari negara-negara manapun.

Tapi, kata Nursobah, bahwa sangat berbeda dengan Negara Ukraina yang diinvasi oleh Russia, semua sontak melakukan kecaman hingga menutup semua jalur diplomasi maupun sanksi ekonomi sejumlah negara terhadap Russia.

“Saat Ukraina diserang, Barat meradang. Karena Rusia dianggap akan akuisi juga menganeksasi negara pecahan Uni Soviet itu. Tapi, Barat bungkam dan keep silent for Palestine. Demokrasi Barat gagal menjadi panutan,” ujar Nursobah, Kamis (05/05/2022).

Begitupun, disebutkan dia, saat Suriah amburadul warganya karena bombardir Bashar Asad dan Rusia menjadi backbound. Sekali lagi, kata Nursobah, bahwa Barat juga memilih bersedakep tangan tanda tak mau terlibat. Dengan alasan itu urusan dalam negeri, tapi tetap pasok dan jual senjata. Lagi disini Nato dan sekutu. Gagal menjadikan demokrasi sebagai Leader of the world. Karena tak ada role model yang bisa ditiru.

Selain itu, Ketika Pakistan dan India dalam konflik dan krisis. Inggris, Barat sebagai sekutu India dan Pakistan dalam kerjasama China. Semua juga bungkam, justru membiarkan kedua negara tetangga ini terus memuncak dalam krisis kepercayaan masing masing. Sekali lagi, demokrasi juga gagal apalagi model politik komunis China yang sangat abu-abu. Tapi berhasrat kuasai negara dan bangsa lain step by step dengan ekonomi politiknya yang menganut soft Loan and hard action.

“Sri Langka negara diambang kebangkrutan. padahal hanya 729 triliun saja atau sepuluh persen hutang Indonesia. Negeri inipun dibiarkan para kampiun demokrasi untuk surut dan terpuruk,” tuturnya.

Ada lagi Negara Yunani, dijelaskan Nursoba, bahwa hanya masalah waktu untuk bangkrut. Hanya karena banyak situs sejarah dan awal kelahiran philosofi demokrasi Aristoteles. Maka intensitas tetap dipertahankan sebagai bangsa. Agar tetap tegak. Tapi tidak untuk negara negara Afrika dan Asia yang ringkih.

‘Lagi-lagi demokrasi gagal menjadi rujukan dalam eksistensi negara,” tegasnya.

Dia menguraikan, seperti siklus sejarah 100 tahun setelah perang dunia pertama 1914 saat ini dunia kelelahan menahan sistem demokrasi yang menganut ekonomi kapitalis. Karena GDP dunia yang 16.000 USD, menyisakan banyak pekerjaan rumah jauhnya disparitas pendapatan per kapita warga dunia.

“Ini real, 100 juta penduduk dunia miskin ekstrem 2021 dan orang kaya dunia makin kecil jumlahnya. Berarti sangat jauh sekali jurang kaya dan miskin. Lagi-lagi demokrasi dan ekonomi kapitalis, gagal menata model kehidupan ekonomi warga dan bangsa bangsa dalam komunitas PBB,” jelasnya.

Misalkan, kata Nursobah, Anton siluaniv adalah menteri keuangan Rusia yang dilarang hadir pada acara akbar G20 di Bali. Maka kematangan demokrasi diuji dalam perspektif toleransi antar bangsa. Indonesia mestinya bisa ambil peran sebagai wasit demokrasi. Dengan catatan tak ada ewuh-pakewuh.

“Komunikasi harus dimasifkan, cobalah pak Presiden Nusantara ini menerapkan politik cuek bebek seperti selama ini. Biarpun banyak orang ramai protes. Kebijakan tetap terus berjalan terus dan terus,” pungkasnya.

Anggota Komisi I DPRD Samarinda itu menyebutkan, bahwa bangsa ini bisa mulai melakukan tes the water tentang kapasitas politik global. Mumpung tuan rumah, terimalah siapa saja. Di Jakarta, adapun apakah tetap menyilahkan hadir ke Bali. Itu urusan lain, tergantung deal komunikasi selama di wilayah NKRI. Lakukan high politics dengan melibatkan instrumen kepada daerah setingkat Gubernur, boleh jadi ada Cuan yang mengalir.

“Sebenarna bangsa kita ini bisa dan mampu ikut serta menyela sejarah dunia dengan tawaran kompromi politik dan toleransi yang selama ini dibanggakan dalam paradigma pancasila. Ajakalah canda tawa bangsa dunia saat mendarat di negeri merah putih, ajaklah mereka menyusuri surga nusantara.

Ajaklah mereka menghirup segarnya oksigen negeri dengan paru paru dunia yang bersih. Mudahan semua itu menjadi nafas segar dan baru untuk dunia.

“Ya, dunia yang sumpek dengan konsep demokrasi yang telah kosong dan hampa,” ujarnya.

Dia mengharapkan, Negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi terus memupuk perdamaian dunia dan melanjutkan kerja-kerja politik yang membangun bukan hanya dalam negeri tapi permasalahan luar negeri juga harus diselesaikan dengan cara yang elegan.

“Supaya tidak ada lagi tren penindasan kuasanya dan jangan terus melakukan pembiaran kehancuran dan kebangkrutan. Karena sangat berdampa

[Ard|Ads]