Cegah DBD Pada Anak, PWI Kaltim dan Sejumlah Relawan Lakukan Fogging Nyamuk di Sempaja Timur

Infokaltim.id, Samarinda- Puluhan relawan dari berbagai organisasi di bawah koordinasi PWI Kaltim Peduli bersatu padu turun ke lapangan mengempur daerah Kelurahan Sempaja Timur Kecamatan Samarinda Utara, menyusul adanya laporan warga masyarakat yang ada di puluhan RT di kelurahan tersebut positif DBD akibat tergigit nyamuk Aedes aegypti pembawa virus demam berdarah dengue (DBD).

Salah satu warga Kelurahan Sempaja Timur RT 53, Abdurahman mengatakan, bahwa di lingkungan tempat tinggalnya sudah ada dua anak yang positif DBD sampai dirawat rumah sakit, namun anehnya adanya kejadian ini tidak membuat instansi terkait melaksanakan antisipasi jangan sampai ada warga-warga yang lain yang turut terserang virus, yaitu gigitan nyamuk dengan ciri ukurannya kecil berwarna hitam dengan belang putih di sekujur tubuhnya.

Gempuran pertama menggunakan alat pengasapan atau Fogging dengan merek Swingfog buatan Jerman atas pinjaman dari Dinas Kesehatan Samarinda dilaksanakan di Kelurahan Sempaja Timur dengan di komandani Camat Samarinda Utara, Syamsu Alam menyusur beberapa tempat, terutama di sekitar rumah anggota warga yang telah terdeteksi DBD, antara lain di lingkungan RT 53, 26,28, 40, 41, 06, 50 dan 39 pada Minggu, 23 Januari 2022.

Camat Samarinda Utara, Syamsu Alam mengatakan, gempuran terhadap demam berdarah di daerah yang dipimpinnya ini murni diinisiasi oleh beberapa relawan yang ada di Samarinda melakukan fogging guna membasmi nyam-nyamuk sebagai biang kerok dari serangan DBD terutama kepada anak-anak.

“Saya paham, mereka sangat perduli akan kesehatan saudara-saudaranya, mereka yang berusaha mencari alat dengan meminjam ke berbagai pihak, mereka juga yang bergotong royong menyediakan perlengkapan untuk penyemprotan seperti solar, cairan pembesmi nyamuk,”ugkapnya.

Bantuan cairan pembasmi nyamuk ini, kata Syamsu, pihaknya dibantu dari Yayasan Karya Insani. Menurut Syamsu Alam ini relawan bergerak sebenarnya untuk memancing pihak lain agar bergerak, jangan sampai timbul korban jiwa baru dinyatakan KLB.

“Pihak yang terkait seharusnya tergerak adanya relawan turun tangan. Kenapa relawan turun tangan karena ada kasus dilaporkan tetapi tidak mendapat tanggapan. Semoga kedepan jika ada kasus DBD pihak RT harus segera lapor ke kelurahan, dilanjutkan ke puskesmas,” Jelas Syamsul.

Para relawan yang turun aktif bahu-membahu dalam kegiatan bhakti sosial fogging menyusul adanya 19 anak yang dinyatakan terkena DBD ini antara lain tampak Ahmad Sopian Noor selaku Anggota DPRD Samarinda, dari Laskar Merah Putih, LPM, Forum Masyarakat Peduli, PPK Annur, FLDM, Raudhatul Jannah, Mako 10, Tagana, FKDM Samarinda Utara, KPJ, Relindo, dan PWI Kaltim Peduli.

Sejumlah relawan yang ditemui media ini mengatakan bahwa upaya meminjam alat fogging sudah diupayakan ke UPDT Puskesmas di berbagai tempat, namun pihak puskesmas dengan alasan khawatir tidak ada yang bertanggung jawab terhadap alat itu sehingga tidak bersedia meminjamkan.

“Kami sudah berupaya mencari peminjaman alat fogging ke berbagai puskesmas, terakhir yang saya lobby Puskesmas Air Putih, namun karena alasan tertentu, khawatir tidak ada yang bertanggung jawab sehingga tidak bersedia meminjamkan alat fogging yang dimilikinya,” jelas Munanto salah seorang relawan dari PWI Kaltim Peduli.

Hal demikian juga disampaikan Rully yang melobbi puskesmas Wonorejo untuk meminjan alat fogging.
Upaya para relawan untuk mendapatkan alat fogging yang termasuk barang langka dan harganya lumayan mahal ini, tidak mundur walaupun di tolak berbagai puskesmas yang diketahui memiliki alat ini. Melalui upaya lobby Ahmad Sopian Noor Anggota DPRD Samarinda dapil Samarinda Utara, dan pihak meminjamkan satu alatnya untuk melakukan fogging.

Riyad, tehnisi yang menanganani alat Fogging di Dinas Kesehatan Samarinda saat proses meminjamkan alat fogging ini, Sabtu, 22 Januari di Posko KPJ mengatakan bahwa sebenarnya alat fogging disetiap Puskesmas itu ada, namun karena pengoperasiannya yang memerlukan keterampilan khusus sehingga puskesmas tidak akan melepas alatnya sembarangan untuk dipinjamkan ke pihak lain, harus dengan petugasnya, dan mereka punya ketentuan sendiri dimana perlu disemprot dan dimana tidak.

Saat proses peminjaman Riyad juga melatih operator yang akan menggunakan alat ini, mulai bagaimana cari mengidupkan, mengoperasikan, mematikan alat Fogging buatan Jerman, hingga mengoplos cairan yang digunakan untuk pembasmi nyamuk DBD ini.

“Khusus untuk cairan pengasapan ini terdiri dari Solar 20 liter dicampur dengan Cinoff 1 liter, dikocok hingga rata baru dimasukkan ke dalam tangki fogging,” tuturnya Riyad.

[*Sdh]