Dampak Covid-19 Terhadap Angka Kemiskinan Naik 0,07 Persen, Ardiansyah: Penyumbang Terbesar Pendatang

Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman saat diwawancarai oleh awak media terkait kenaikan angka kemiskinan di Kutim.(Infokaltim.id/Ainur).

Infokaltim.id, Sangatta- Dampak pandemi Covid-19 tentu tidak hanya berbicara kesehatan di masyarakat namun juga soal pemulihan ekonomi di daerah termasuk di Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Telah banyak kebijakan penanggulangan pandemi Covid-19 terkait dengan aktivitas perekonomian masyarakat Kabupaten Kutim.

Pada awal 2020 lalu pertumbuhan perekonomian Kutim mengalami penurunan dibandingkan pada tahun sebelumnya, dan berimbas pada jumlah kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0,07 persen atau sebanyak 166 orang.

Menanggapi hal itu, Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan banyak faktor terkait dengan kemiskinan sendiri. Pertama di Kabupaten Kutim adalah daerah dengan tujuan investasi.

“Kutim ini adalah daerah investasi, sudah barang tentu akan mengundang banyak orang datang, entah itu investor. Dan yang tidak bisa kita hindari adalah mereka yang ingin mencari kerja,” ujar Ardiansyah Sulaiman, Jum’at (05/11/2021).

Nah ini adalah salah satu faktor yang sangat dominan, sehingga di kabupaten Kutim jika dilihat masyarakat pendatang yang paling mendominasi. Pendatang yang memasuki Kabupaten Kutim tentu tidak serta merta memiliki rumah dan pekerjaan.

“Apabila yang datang itu dengan satu keluarga otomatis anak yang tidak sekolah ini juga berpengaruh,” bebernya.

Faktor kedua, kata Ardiansyah, bahwa dilain sisi bicara kependudukan, mereka juga masih belum langsung tercatat sebagai penduduk kabupaten Kutim. Tetapi, mereka akan tetap mempengaruhi kondisi masyarakat dan angka kemisikinan.

“Tapi saya rasa semua daerah sama seperti ini, kita tidak bisa mengatakan ini salah. Tetapi inilah konsekuensi logis bagi daerah terbuka seperti Kutai Timur,” jelasnya.

Tidak kalah pentingnya juga, disebutkan Ardiansyah, bahwa Pemkab Kutim melalui tim penanggulangan kemiskinan memang pada saat melakukan program kegiatan di lapangan, ini ternyata masih belum sinkron, sehingga data yang dilaporkan oleh tim kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masih belum memiliki kesatuan dan akurat.

“Sehingga saya merasa berkewajiban, karena saya juga baru dilantik tahun ini pada Februari, otomatis program saya secara maksimal nanti saya berjalan ditahun depan,” ungkapnya.

Ardiansyah juga membeberkan, bahwa dirinya telah menyediakan bahwa program apapun yang akan disiapkan oleh OPD apabila terkait dengan penanggulangan kemiskinan maka hal tersebut harus terkoneksi oleh tim penanggulangan kemiskinan daerah.

Diluar dari itu, Ardiansyah mengakui, jika luas wilayahnya Kabupaten Kutim ini berpengaruhnya juga terhadap pembangunan infrastruktur yang dipersiapkan belum merata, sehingga akan mempengaruhi juga dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kutim. Pihaknyan bakal mengusahakan untuk memberikan pelayanan yang tebaik bagi masyarakat.

“Sehingga ini juga masih menjadi faktor yang paling utama,” pungkasnya.

[Anr | Sdh | Ads]