Kurangnya Tenaga Instruktur, Disnaker Minta Pengadaan Melalui Program PPPK

Pelatihan yang dilakukan oleh BLK Kutim beberapa waktu lalu.(Humas).(Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Sangatta- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutai Timur (Kutim) terus melakukan peltihan untuk calon tenaga kerja (naker) lokal.

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keterampilan serta mengurangi angka pengangguran yang ada di Kutim, agar bisa diperhitungkan masuk dalam perusahaan.

Kepala Disnakertrans Kutim, Sudirman Latif menjelaskan keinginnya itu terkendala dengan jumlah instruktur pelatih yang tersedia.

“Saya mengharapkan agar penambahan instruktur bisa diajukan melalui Pegawai pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), agar bisa lebih mudah,” katanya, Selasa (04/07/2023).

Hal itu lantaran, sama halnya dengan pengadaan tenaga kerja untuk guru dan tenag kesehatan yang selama ini dilakukan baik dari Disdikbud dan Dinkes.

Diungkapnya, bahwa kekurangan tenaga instruktur ini ternyata tidak hanya dialami oleh Kabupten Kutim saja, tetapi juga kabupaten/kota lainnya juga.

Untuk instruktur las, yang ada di BLKI Kutim, saat ini hanya mengadalkan mantan instruktur las dari sebuah perusahan yang memang selama ini terfokus pada pabrikasi las di perusahan.

“Itu yang kini jadi instruktur, dengan kemampuannya dari perusahan, bisa membimbing calon welder yang dilatik BLKI, hingga berkualitas tingkat lanjut,” imbuhnya.

Namun untuk jangka panjang, mengingat di Kutim ini banyak tenaga kerja kontrak daerah (TK2D) yang memang pendidikannya cukup memadai, dan bisa digunakan tenaganya untuk instruktur.

Maka dari itu, pihaknya meminta agar penambahan tenaga instruktur dari berbagai jurusan yang ada bisa dilakukan pemerintah.

“Contoh, salah satu instruktur kami juga mantan TK2D kebetulan lulus melalui jalur pengadaan CPNS. Sekarang sudah melalui pelatihan. Tinggal menunggu untuk menjadi instruktur,” bebernya.

“Kami butuh instruktur karena memang pelatihan ini sudah mendapat perhatian pemerintah. Tahun ini saja, BLKI Kutim mendapat 12 paket pelatihan dari emerintah pusat,” terangnya.

Sementara dari APBD Kutim, mendapat 9 paket. Maka dengan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan keterampilan calon tenaga kerja melalui pelatihan. Artinya butuh instruktur yang harus siap di BLKI.

[Anr|Ard|Kominfo Kutim]