Salah Satu Kabupaten yang jadi Penyangga IKN, Pemkab Kutim Terus Akselerasi Peningkatan Industri Ekonomi Kreatif

Nampak antusias masyarakat mengikuti pelatihan ekonomi kreatif (Ekraf) yang digelar Dispar Kutim. (Infokaltim.id/Ist).

Infokaltim.id, Sangatta- Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di berbagai sektor semakin giat dilaksanakan. Apalagi Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu Kabupaten penyangga Ibu kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim). Tentu diperlukan SDM yang mumpuni, agar turut serta dalam membangun Kaltim pada umumnya, dan Kutim khususnya.

Hal ini diwujudkan dengan memberi kesempatan bagi masyarakat Kutim, untuk meningkatkan kapasitas diri, dengan mengikuti berbagai kegiatan. Seperti yang dilakukan Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim, yang menyediakan ruang dan waktu bagi masyarakat melalui pelatihan-pelatihan.

Salah satu dorongan itu, Dispar Kutim melaksanakan pelatihan pengembangan SDM Ekonomi Kreatif tahun 2023, di Hotel Royal Victoria. Pelatihan tersebut digelar selama tiga hari, mulai Jum’at- Minggu (25/06/2023). Kegiatan ini diikuti berbagai sub sektor ekonomi kreatif. Mulai dari sub sektor musik, fotografi, desain komunikasi visual, kuliner, TV/Radio, kriya, desain produk, periklanan, seni rupa dan lain sebagainya.

Narasumber yang diundang pun adalah narasumber yang sudah punya segudang kreatifitas. Yakni Ignasius Galih Sedayu yang merupakan salah satu Kurator Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Ekonomi Kreatif RI Jakarta (2019-2023). Direktur Wonderful Indonesia Festival Kemenparekraf (Malaysia, Thailand dan Jepang (2017-2019), Konsultan kreatif Asian African Carnival dan lain masih banyak lagi.

Di hari pertama, Galih Sedayu (sapaan akrab) menyampaikan materi terkait merancang program berbasis pengembangan ekonomi kreatif.

Galih Sedayu menyebut, ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi yang menekankan pada kreatifitas dan ilmu pengatahuan dari sumber daya manusia sebagai factor utama, dalam kegiatan ekonomi. Basis ekonomi kreatif, meliputi seni dan budaya, inovasi, media dan teknologi.

“Potensi ekonomi kreatif Kota dan Kabupaten dapat tumbuh dan berkembang melalui aktivasi dan serta penguatan program,” sebut Galih.

Gali menjelaskan, program kreatif memiliki beberapa manfaat, yakni melahirkan lingkungan yang berkelanjutan, mendukung ekonomi dan potensi lokal, menarik investasi bisnis dan peluang investor, mendatangkan wisatawan, memberikan ruang pengembangan raung dan social budaya, mendorong komunitas dan relawan, mengurangi angka kriminalsitas, melindungi warisan dan alam budaya, meningkatkan citra destinasi wisata dan jenama kota, serta menambah angka kebahagiaan masyarakat.

Narasumber kedua, Qisthas Tsana I Noeman yang merupakan seorang peneliti Indonesia Creative Center (2009-2014), Creative Direktor BD+A Design (2014 sampai sekarang), Tenaga Ahli Kemenparekraf (2021 sampai sekrang). Menyampaikan materi manajemen social media.

Tidak hanya menyampaikan materi yang berbobot bagi peserta, kedua narasumber juga memberikan tugas bagi para peserta sehingga bisa praktek langsung bagaimana membuat rencana program ekonomi kreatif dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut hingga keberlanjutannya.

Dari setiap sesi materi yang disampaikan, peserta nampak antusias menyerap ilmu dan mengerjakan setiap lembaran kerja (tugas) yang diberikan oleh narasumber. Mereka belajar mengerjakan tugas-tugas yang diberikan bersama kelompok masing-masing, yang dibagi dalam delapan kelompok. Hingga mempresntasikan hasil lembaran kerja masing-masing kelompok.

[Hms|Ard|Ads kominfokutim]