Infokaltim.id, Samarinda- Dinas Pemuda dan Olahraga Kalimantan Timur (Dispora Kaltim) terus memperkuat upaya pelestarian olahraga tradisional sebagai bagian dari kekayaan budaya yang kini semakin terpinggirkan oleh dominasi budaya populer dan tren olahraga global.
Di tengah gencarnya teknologi dan hiburan digital, keberadaan olahraga tradisional dinilai semakin memudar.
Karena itu, diperlukan langkah nyata agar permainan warisan leluhur ini tetap dikenal dan dicintai, terutama oleh generasi muda.
Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, Thomas Alva Edison, menegaskan bahwa olahraga tradisional memiliki nilai lebih dari sekadar permainan fisik.
Ia mengandung filosofi kehidupan seperti semangat kebersamaan, kejujuran dalam bertanding, serta mencerminkan jati diri budaya lokal.
“Olahraga tradisional sebenarnya masih diminati, tapi tanpa upaya pengenalan yang terus-menerus, terutama kepada anak muda, perlahan bisa hilang dari ingatan kolektif,” ujar Thomas pada Minggu (15/6/2025).
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa menjaga eksistensi olahraga tradisional tidak cukup dengan acara tahunan atau festival semata.
Diperlukan pendekatan berkelanjutan melalui program-program yang menyentuh masyarakat langsung dan membangkitkan rasa bangga terhadap budaya lokal.
Dispora Kaltim pun menerapkan penggunaan anggaran yang fleksibel dan strategis agar kegiatan pelestarian bisa menjangkau wilayah yang sebelumnya belum tersentuh aktivitas budaya dan olahraga tradisional.
“Kami ingin kegiatan ini benar-benar menyatu dengan kehidupan masyarakat. Khususnya anak-anak dan remaja, mereka perlu dilibatkan langsung agar bisa merasakan makna dari setiap permainan tradisional,” jelasnya.
Thomas juga menegaskan bahwa pendekatan ini merupakan bentuk nyata keterlibatan pemerintah daerah dalam menjaga dan merawat akar budaya masyarakat.
Melalui program yang menjangkau daerah terpencil sekalipun, Dispora ingin membuktikan bahwa pelestarian budaya bukan hanya konsep, tetapi aksi yang membawa dampak sosial.
Dispora menargetkan agar olahraga tradisional bisa kembali hadir sebagai kegiatan rutin di lingkungan sekolah dan komunitas, bukan hanya sebatas tontonan dalam event tertentu.
“Dengan begitu, olahraga tradisional dapat menjadi sarana pembelajaran nilai sosial sekaligus bentuk hiburan sehat yang tak kalah menarik dari permainan modern,” tambahnya.
Dispora Kaltim pun yakin, melalui upaya kolaboratif dan konsisten, olahraga tradisional bisa tetap hidup dan berkembang, bahkan menjadi simbol ketahanan budaya daerah di tengah derasnya arus modernisasi.
[Anr|Anl|Dispora Kaltim]