Banyak Orang Tua Terkendala Biaya Masuk Anaknya ke Sekolah Swasta, Dewan Samarinda Ingin Pemkot Anggarkan Lewat Pro Bebaya

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti di ruang kerjanya. (Infokaltim.id/Anr).

Infokaltim.id, Samarinda- Sekolah tingkat SMP yang ada di Kecamatan Samarinda Ulu seringkali mengalami overload pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Hal ini juga ternyata menjadi keluhan dan sorotan dari Komisi IV DPRD Samarinda. Menurut Ketua Komisi IV, Sri Puji Astuti untuk saat ini memang belum bisa dilakukan pembangunan SMP khususnya di Kecamatan Samarinda Ulu.

“Kita belum bisa membangun SMP di Kecamatan Samarinda Ulu, seperti di PLI dan Kelurahan Jawa yang tidak mendapatkan bagian,” ujarnya.

Menurut Puji, beberapa anak yang tidak mendapatkan kuota bersekolah di Kecamatan Samarinda Ulu bakal diterima di SMP 35 atau 45.

Hal itu bisa saja terjadi karena kebijakan sekolah maupun kuota yang telah ditetapkan oleh Disdikbud. Sebab untuk kuota memang masing-masing sekolah tidak bisa memastikan sendiri.

“Karena ada beberapa pertimbangan dari Disdikbud untuk memberikan kuota di masing-masing sekolah, tergantung daya tampung dan ketersediaan kursi,” jelasnya.

Menurut perempuan yang akrab disapa Puji ini bahwa beberapa pendaftar memang rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

Sebab menurut mereka untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta yang ada di sekitaran Kecamatan Samarinda Ulu memerlukan biaya yang besar.

“Tentu harapan saya sih kalau memang mereka sekolah ya minimal disubsidi lah. Karena kita kan punya promo bayar yang bisa diambil dari situ,” imbuhnya.

Misalnya, melalui pro berbahaya anak-anak bisa bebas biaya baju sekolah, lalu juga diberikan bantuan untuk pembelian buku, tas dan sepatu.

Diketahui bersama bahwa Samarinda memiliki 803 satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta dari tingkat PAUD hingga SMP.

“Nah ini kaitannya dengan bagaimana Pemkot Samarinda menganggarkan 20 persen mandatory anggaran pendidikan.

[Anr|Ard|Ads]