GAR ITB Stigma Din Syamsuddin Terpapar Radikal, PWPM Kaltim Sebut Tudingan Absurd

Infokaltim.id, SamarindaPimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kalimantan Timur menyayangkan laporan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) yang mengatasnamakan alumni-alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadukan kepada Komisi Aparatur Negara (KASN) dengan menyematkan stigma bahwa Din Syamsuddin sebagai orang yang terindikasi paham radikalisme.

Tuduhan tersebut menuai kontroversial dari sejumlah kalangan warga Muhammadiyah, bahwa laporan GAR ITB itu dianggap tidak berdasar kepada Din Syamsuddin, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah 2 periode tersebut.

Kusyanto selaku Ketua Umum PWPM Kaltim menganggap tuduhan itu sebagai tindakan yang tidak miliki bukti kuat, pasalnya kepribadian Din Syamsuddin tidak bercirikan bahwa dia terpapar radikalisme.

“laporan itu sebagai bentuk mendiskreditkan fitnah yang keji, tidak ada bukti kuat dan salah sasaran,” ungkap Kusyanto, Via WA Senin (15/2/2021).

Seorang Din Syamsuddin sebagai tokoh nasional yang lahir dari rahim Muhammadiyah kerap melakukan kritik terhadap pemerintah yang dianggap GAR ITB sebagai salah satu ciri gerakan radikalisme, sementara seluruh tokoh nasional, organisasi Islam bahkan pemerintah pun menganggap Din Syamsuddin sebagai tokoh yang kritis dan bukan bagian cerminan yang dituduhkan GAR ITB.

Kusyanto menilai bahwa Din Syamsuddin adalah tokoh muslim moderat dengan membawa misi dakwah perdamaian dunia, dan pencetus konsep wasahtiyyah dan pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah yang telah menjadi kesepakatan dalam persyarikatan Muhammadiyah ke 47 di Makassar 3-7 Agustus 2015 silam.

Bagaimana mungkin seorang pemikir dan negarawan pencetus konsep negara kesepakatan, aktif mengisi kemerdekaan dengan kedamaian dan kemakmuran bersatu dalam membangun bangsa tanpa ada perbedaan ras, suku, agama dan pandangan politik, kami sebagai kader Muhammadiyah merasa tersingung dengan tuduhan itu”, ujar Kusyanto

Sumbangsih Din Syamsuddin terhadap negara dan bangsa terbilang cukup sebagai sosok pendidik, pendakwah dan politik kebangsaan yang kerap memberikan dampak luas bagi umat dan anak bangsa di Indonesia bahkan negara lainnya.

Kusyanto menyarankan agar segera mencabut laporan tersebut dan meminta maaf kepada warga Muhammadiyah atas tindakan yang tidak berdasar. Jika tidak maka GAR ITB akan berhadapan dengan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) seluruh Indonesia.

Mereka juga akan berhadapan dengan kader-kader mudah Muhammadiyah Kaltim, kami siap membela kehormatan dan martabat Pak Din Syamsuddin”, tutup Kusyanto

[SDH]