Infokaltim.id, Tenggarong- Ketua Satgas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Tulus Sutopo menyebutkan rencana pembelajaran tatap muka (PTM) hingga kini belum direncanakan kembali untuk dilakukan.
Sebelumnya rencana PTM dilakukan pada Juli 2021 lalu, namun lojakan Covid-19 masih tinggi sehingga pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar menunda agar PTM tetap digelar secara online.
“Saat ini PTM di sekolah belum tau kapan dilaksanakan. Karena lonjakan kasus Covid-19 terutama di Kukar belum menurun, sehingga kami tetap melaksanakan proses belajar mengajar secara daring,” ungkap Tulus Sutopo, Senin (9/8/2021).
Menurutnya pembelajaran daring pada kondisi darurat wabah Covid-19 ini, tentu banyak kekurangan-kekurangan karena sebelumnya tidak terbiasa belajar online.
“Tidak terasa hampir dua tahun siswa/siswi sekolah belajar daring dari rumah. Pasti guru perlu meningkatkan kompetensi berinovasi supaya sistem pembelajaran lebih mudah dipahami siswa,” sebut Tulus Sutopo.
Meskipun PTM belum bisa dilaksanakan sekolah-sekolah, namun Disdikbud Kukar menjadikan pengelaman satu tahun sebelumnya pada 2020 lalu untuk dijadikan bahan evaluasi meningkatkan mutu pendidikan pada 2021 ini.
Selain itu, disampaikan Tulus Sutopo bahwa pihaknya juga mencari informasi tambahan melalui gaya pembelajaran di kabupaten/kota lain.
“Kami juga bekerjasama dengan Tanoto foundation yang secara nasional membimbing peningkatan inovasi pembelajaran di Indonesia,” sebut Tulus Sutopo.
Salah satu inovasi pembelajaran online agar siswa tidak bosan, Disdibud Kukar telah melakukan berbagai program untuk mengubah pola pengajaran guru terhadap siswanya dengan diberikan tugas dan mempresentasikan.
Hal tersebut dilakukan Disdikbud Kukar sebagai upaya untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan serta keterampilan siswa.
“Secara otomatis siswa menjadi guru juga saat belajar daring,” tutur, Tulus Sutopo.
Sementara pembelajaran selama Covid-19 melalui online dikatakan Tulus Sutopo bahwa ada kebijakan untuk meringakan tenga pendidikan dan siswa tidak diwajibkan untuk menuntaskan seluruh kurikulum yang sudah ditetap oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa.
Namun, yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kehadiran siswa selama belajar online dan membuat siswa nyaman untuk melakukan proses belajar mengajar.
“Anak-anak yang hadir di daring itu sudah hadir saja sudah lulus. Jadi jangan dipersulit. Anak anak sudah ikut daring terus, saat ujian nilainya rendah itu hampir-hampir tidak mempengaruhi untuk tidak lulus. Harus diluluskan,” tutup Tulus Sutopo.
[SDH]