Penyakit AIDS Jadi Perhatian Pemkab Kutim, Wabup Minta Selalu Waspada

Wakil Bupati Kutim sekaligus Ketua BNK Kutim, Kasmidi Bulang. (Infokaltim.id/Ainur).

Infokaltim.id, Sangatta- Selain pandemi Covid-19 yang tengah dikhawatirkan seluruh elemen masyarakat di dunia, juga berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Rapublik Indonesia (RI) 2019, terdapat lebih dari 50 ribu kasus infeksi kasus Human Immumodeciency Virus (HIV) di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.

Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Pada 2019, tercatat ada lebih dari tujuh ribu penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.

Dalam hal ini nyatanya Kabupaten Kutai Timur (Kutim) juga tidak lepas dari bayang-bayang penyebaran Virus tersebut. Jika berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Kutim, sejak tahun 2019 hingga kini ada 109 nama yang didampingi dan terkonfirmasi terjangkit virus tersebut.

Sedangkan berdasarkan data dari website Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim 2019 ada 252 orang yang terjangkit. Namun jika dihitung dari tahun 2015 sampai dengan 2021 jumlah yang terdata secara keseluruhan saat ini sebanyak 563 kasus yang di bagi berdasarkan umur.

Menanggapi hal tersebut Ketua Pelaksana Harian Kutim dalam hal ini yang juga Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang menjelaskan jika penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui juga, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

“HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita,” kata Kasmidi Bulang, Sabtu (27/11/2021).

Dalam hal ini juga KPAD Kutim bersama Dinkes dan stakeholder terkait pun diminat untuk selalu berupaya mendampingi serta memberikan edukasi terhadap para pengidap AIDS.

Termasuk bagaimna tata cara mengatur hidup mereka, mulai dari pola makan yang sehat, berhubungan, hidup berdampingan dengan masyarakat, dan juga memberikan obat-obatan yang sudah di sediakan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yang bisa di ambil di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Sangatta.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa masyarakat Kutim harus lebih waspada dengan virus ini, dan paling utama adalah kesadaran diri sendiri atau dari setiap individual untuk menjaga kesehatan dirinya dari tiap faktor yang bisa menyebabkan AIDS itu sendiri.

“Iya kita harus tetap waspada, selain itu juga cara lainnya adalah dengan kesadaran diri kita sendiri, dalam hal menjauhi semua faktor yang menyebabkan AIDS, kalo tidak ada kesadaran kita juga akan sulit nantinya, dengan sama-sama kita sadar, itu nantinya yang akan sangat berpengaruh dalam angka penurunan HIV/AIDS yang ada Kutim ini,” tutupnya.

[Anr | Sdh | Ads]