Infokaltim.id, Jakarta- Keteganggan antara ketua umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan pihak istana soal isu kudeta atas kepemimpinan AHY semakin mencuat.
Bermula adanya kabar yang diterima Partai Demokrat ihwal salah satu orang dilingkaran Presiden Joko Widodo yang ingin mengambil alih Partai Demokrat dengan beberapa kader partai yang sedang aktif maupun tidak aktif dalam kepemimpinan AHY.
Melalui konfrensi pers yang disampaikan oleh AHY Minggu (31/02/2021) lalu, AHY mengatakan ada pihak dilingkaran istana ingin menggerakan dengan merebut paksa Partai Demokrat besutan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Ada pihak Mengancam kedaulatan dan eksitensi Partai Demokrat dengan berupaya merebut secara paksa, yang diduga seorang pejabat fungsional pemerintahan saat ini, dilingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo.
AHY mengaku gerakan tersebut telah mendapatkan persetujuan dan dukungan dari sejumlah menteri-menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Namun AHY bersama Partai Demokrat tidak mudah percaya dengan isu yang beredar, tetap mengendepankan asas praduga tak bersalah.
Kendati demikian, AHY menyebutkan telah bersurat ke Presiden Jokowi untuk mendapatkan konfirmasi tentang isu para bawahan di pemerintahan Jokowi telah menyetujui dengan mencatut namanya atas isu yang tengah beredar.
Sementara dikutip berbagai media, salah satu kader Partai Demokrat sekaligus Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon memberi sinyal bahwa pejabat tersebut merupakan seorang jenderal yang dalam dirinya sangat berjasa kepada Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono
Selain itu, melalui cuitan Andi Arif selaku Ketua Bappilu Partai Demokrat menyebutkan melalui akun twiternya Senin , 01/02/2021, secara terang-terangan mengunkapkan bahwa sosok yang ingin mengambil secara paksa Partai Demokrat adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.
Tentang isu ini semakin mencuat dan jadi konsumsi publik yang ramai diperbincangkan dijagat dunia maya, akhirnya sosok Jenderal yang diduga sebagai aktor pengambilalihan kepemimpinan AHY mengklarifikasi tudingan dari Partai Demokrat tersebut.
Mantan KASAD dan Panglima TNI diera Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini, menepis tudingan dari AHY dan Parati Demokrat, Bahwa isu ini tidak ada kaitan dengan pihak istana apalagi menyangkut Presiden Jokowi yang tidak mengetahui sedikitpun soal isu kudeta Partai Demokrat tersebut.
Dia mengakui segala urusan dan persoalan isu kudeta ini hanyalah urusan pribadi tidak sangkut paut dengan istana. Moeldoko menceritakan kronologisnya bahwa bermula adanya pertemuan mengenai persoalan Demokrat itu. Mereka datang bergelombang dan berbondong-bondong.
“Jadi ceritanya begini teman-teman sekalian, beberapa kali banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka, saya mantan panglima TNI tetapi saya tidak memberi batas dengan siapapun apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam siapapun. Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima, konteksnya apa saya juga kurang mengerti dari obrolan itu, saya awali dengan pertanian, karena saya suka pertanian,” jelas Moeldoko, dikutip berbagai media, Senin (01/02/2021).
Tambah Moeldoko, bahwa dia menyampaikan pertemuan itu berawal dari cerita dan curhatan dari tamu yang berkunjung kediamannya tentang situasi dan kondisi Partai Demokrat saat ini yang dinahkodai oleh AHY. Dia mengaku hanya sebatas mendengarkan keluhan itu, sehingga dia merasa prihatin dan bagian dari orang yang mencintai Partai Demokrat
[SDH]